widget

Jangan sampai PEMIRA menjadi ajang pergantian tokoh tanpa ada kerja nyata setelahnya




Ibarat sebuah speedometer listrik yang sudah kehabisan token listriknya sudah pasti speedometer tersebut sudah berhenti untuk mengalirkan listrik ke seluruh perangkat yang membutuhkan aliran listrik tersebut, seperti halnya lampu yang sudah tak bisa menyala, magic jar yang sudah tak mampu menanak nasi lagi, hal tersebut pasti disebabkan oleh speedometer yang sudah kehabisan token listrik.

Sama halnya dengan kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Agama Islam (IAI) Al Hikmah Tuban dalam 2 periode terakhir bisa dikatakan kurang berjalan secara maksimal atau bisa dibilang tidak memuaskan. Hal ini bisa kita lihat dari 2 tahun belakangan ini seolah kegiatan kemahasiswaan masih belum tertata dengan baik atau dalam bahasa kasarnya Amburadul.

Apakah hari ini BEM sudah kehabisan aspirasinya, & semangatnya untuk menjadi agent perubahan. Sama halnya dengan speedometer yang sudah kehabisan token listrik. Sehingga mereka berhenti menjalankan tugas dan perannya sebagai penampung aspirasi mahasiswa.?
Atau ada hal yang menghalangi mereka bergerak.?
Atau bisa jadi sudah terlalu nyaman duduk di singgasana yang membuat mereka terlena sehingga lupa akan tanggung jawab besarnya.?
Pertanyaan ini yang selalu berputar dalam otak saya

Dalam hal ini saya tidak akan membawa anda kedalam pembahasan ketledoran BEM dalam 2 periode terakhir, karena kita tahu bahawa masa kepemimpinan BEM tahun ini hanya tinggal hitungan hari. Tapi saya akan membawa anda kepada pentingnya menentukan calon yang tepat dalam pemilihan umum raya mahasiswa (Pemira). Karena siapa yang terpilih kelak dialah yang akan menahkodai kepemimpinan BEM IAI Al Hikmah Tuban. Seandainya nanti ada kesalahan dalam memberikan amanah kepada seseorang yang tidak tepat maka sama halnya kita membeli voucer kuota internet untuk diisikan ke Token listrik "Nganggur rek, gak ono efek e..!".

Coba kita berfikir sejenak sosok pemimpin seperti apakah yang di butuhkan oleh BEM IAI Al Hikmah sehingga mampu menjalankan amanahnya setidaknya dalam satu periode kedepan..?
Inilah yang akan sedikit saya uraikan agar tiada tanda tanya diantara kita.

Sosok yang berpegangn teguh pada tri darma (tiga pilar) perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat. Karena selgi mahasiswa masih berpegang teguh pada pilar tersebut ia merupakan mahasiswa yang utuh.

Selanjutnya adalah mahasiswa yang tahu dan sadar akan peran dan fungsinya sebagai mahasiswa. Sebagai (intelektual akademisi, cadangan masa depan, agen perubahan) Karena banyak mahasiswa diluar sana yang lupa akan peran dan fungsinya tatkala mereka sudah mendapatkan tempat yang aman dan nyaman.

Yang tak kalah pentingnya adalah kita membutuhkan sosok yang sudah berpengalaman dan mempunyai jiwa leadership, sehingga jika ada kegagalan atau hambatan yang menghalangi ruang geraknya kelak ia tak putus asa, karena sudah berbekal pengalaman berorganisasi sebelumnya. Dan jiwa leadership yang ia miliki mampu mempengaruhi serta mengajak mahasiswa disekelilingnya agar visi dan misinya yang tersusun dalam program kerja bisa terrealisasikan dengan baik.

Dan yang terakhir dan terpenting adalah mereka yang tidak mudah terintervensi oleh seseorang pun dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya dalam satu periode. Karena banyak yang mengira titik akhir dari tanggung jawab terletak di Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) diakhir periode. Padahal tanggung jawab itu bersifat continue karena ia bukan resiko yang harus ditanggung diakhir.

Setelah sebatas kata diatas yang sudah tersusun menjadi kalimat dan menjadi sebuah paragraf, semoga bisa menggambarkn sosok yang cocok untuk memimpin BEM IAI Al Hikmah. Dan saya berpesan kepada kalian jika ada beberapa pilihan kelak, pilahlah terlebih dahulu sebelum anda menentukan pilihan. Jangan sampai pilihan yang anda tentukan salah. Seperti halnya kita salah membeli vocer kuota internet padahal yang kita butuhkan adalah token listrik. Sehingga yang terjadi adalah hanya menjadikan PEMIRA sebagai ajang pergantian tokoh saja tanpa ada kerja nyata dikemudian hari.

Oleh : seseorang yang tidak ingin disebutkan identitasnya


Tulisan Terkait

Post a Comment


Ikuti kami untuk menerima berita dari kami