widget

"Sunrise di puncak prau (Dieng)"


Ujian akhir semester (UAS) akhirnya telah usai. Waktu satu minggu untuk ujian cukup menguras tenaga dan pikiran. Apalagi untuk mahasiswa seperti sinta yang hobi sekali dengan sistem kebut semalam (SKS). Libur kuliah setelah UAS bagi para mahasiswa bahagianya sudah seperti mendapat sebuah permata dari giveaway, bahkan mungkin bisa lebih dari itu. Karena bagi mereka, waktu liburan adalah waktu yang paling berharga untuk memanjakan otak dengan merefresnya setelah beberapa bulan diguyur materi-materi dan digrojoki tugas-tugas. Sinta yang juga menjadi victim dari kepusingan ini memutuskan untuk menerima tawaran arjuna melakukan pendakian ke Dieng pada liburan UAS kali ini. Miko absen dalam pendakian kali ini, karena ada hal yang lebih penting  yang perlu diselesaikan. Mungkin untuk pendakian selanjutnya atau jelajah pariwisata di tempat yang lain, dia bisa join.

Arjuna dan sebagian kawannya yang tergabung di club bahasa dan sastra memilih gunung prau untuk pendakiannya dibulan juni ini. Setelah mereka sampai ke puncak nanti, mereka berencana akan memasang tenda dan camping disana selama 3 hari. Selain ingin menikmati matahari terbit atau sunrise yang indah diketinggian 2,565 meter dari pedalaman laut (mdpl) lebih lama, mereka juga ingin lebih lama menikmati keindahan alam yang lain yang disajikan Tuhan disana. Arjuna akan berangkat ke Dieng bersama lima orang. Mereka adalah Riri, Dedi, Reza, dan Satria termasuk juga Sinta yang beberapa waktu yang lalu menerima tawaran dari Arjuna. Mereka akan Berangkat pada sabtu sore.

 Mereka berenam sepakat berkumpul di base camp tempat anak-anak bahasa & sastra biasa ngumpul. Tidak ada yang terlambat, sebelum jam 5 sore mereka semua sudah berkumpul di base camp. Sinta yang merupakan sepupu dari salah satu anak yang biasa nongkrong dan diskusi di base camp ini, dia belum tau tempat ini. Tempat ini menjadi tempat rahasia anak-anak club bahasa & sastra. Selain anggota diskusi mereka, hanya beberapa orang saja yang tau tempat ini. Meskipun Sinta sepupu Miko, Miko punya alasan hingga saat ini dia tidak mengajak Sinta ke Tempat ini. Mungkin ini adalah tempat peesembunyian Miko ketika tidak ingin diganggu Sinta.

Sinta ke Base camp dijemput riri yang kebetulan tempat kosannya searah. Riri adalah pacar  Miko. Mereka sudah akrab sejak sinta kuliah di Jogja. Miko yang mengenalkan dan Menyatukan mereka berdua. Riri satu tahun lebih tua dari Sinta karena dia juga seangkatan dengan Miko dan yang lain. Setelah sampai di base camp, Arjuna langsung menyapa kedatangan Sinta & Riri yang datang lebih awal dari kelima yang akan datang sore itu. Arjuna sudah sejak kemarin sore berada di base camp, base camp sudah menjadi rumah kedua di Jogja setelah kosannya.
"oh, jadi ini  mbak.. Tempat Miko saat dia lari dari aku. Jangan-jangan dia juga punya tempat lain mbak. Untuk lari dari kamu. Hehe". (Pecah sinta di keheningan base camp yang sedang sepi). Karena anggota yang lain sudah pada balik ke rumah masing-masing dengan cerita masing-masing. Riri yang kalem hanya tersenyum menanggapi celotohan sinta. , dia yang memiliki usia lebih tua dari sinta  menjadi tempat terhangat untuk sinta berbagi cerita tentang apapun, tetapi mengenai isi hatinya, dia lebih tertutup. Bahkan mengenai isi hati Sinta yang jatuh hati kepada Arjuna. Riri dan Miko tidak ada yang tau. Sinta tidak pernah menceritakan isi hatinya yang mengagumi Arjuna kepada siapapun. Bahkan ke sepupunya sendiri. Selain kalem, Riri juga rajin, inilah yang membuat Miko menjatuhkan pilihannya ke Riri.

Dari jogja sampai ke Dieng butuh waktu sekitar 4 jam. Mereka akan sampai ke Dieng sekitar pukul 21.00 WIB. Dedi yang merupakan anak Wonosobo dan biasa main ke Dieng akan menjadi pemandu (guide) pada pendakian kali ini. Pukul 17.00 WIB semua sudah berada di mobil termasuk seluruh keperluan yang akan dibawa, kali ini satria yang menjadi panitia bagian transportasi. Dia menyewa mobil milik pamannya yang biasanya memang disewakan. Memilih pinjam ke pamannya sudah tentu Dengan dalih mendapat harga yang lebih ekonomis dari tempat sewa yang lain, dengan fasilitas yang terjamin pula. Satria memang yang paling bisa kalo ditugasi mengatur soal transportasi.Satria yang mengemudi, disampingnya ada arjuna. Jok kedua ada Riri dan sinta, dedi dan reza berada dijok belakang. Semua sudah saling kenal, hanya sinta yang baru kenal dengan Satria, Dedi & Reza. Dia hanya mendengar kisah mereka dari miko. Hanya saja belum pernah diajak miko berjumpa ataupun se-forum .

Setelah perjalanan dari jogja ke Dieng yang memakan waktu sekitar 3 jam lebih. Mereka sampai dipos tempat berkumpulnya para pendaki. Mereka akan mendaki pada pukul 23.00  bersama para pendaki yang lain dari beberapa daerah. Sampai di pos pemberangkatan, waktu indonesia Barat menunjukkan pukul 21.00. Karena berada dikaki gunung, udara disana sudah terasa dingin. Apalagi untuk Sinta yang pemula, dia sangat kedinginan. dia langsung mengenakan jaket tebal yang dalamnya  sudah mengenakan 2  pakaian. 1 kaos panjang, 1 kemeja dan 1 switer. Meski demikian, tak Membuatnya patah Semangat sebelum pendakian. Arjuna yang melihat sinta demikian merasa iba
"sinta kuat? Kalo nggak kuat..  Jangan dipaksakan. Soalnya diatas nanti akan lebih dingin.".
 "I'm fine,". Jawabnya mantap.
Meskipun gunung prau ini adalah gunung yang cocok untuk pendaki pemula, tapi jika fisik sedang sakit juga akan berbahaya. Dedi memesan kopi untuk adam dan teh untuk hawa. Bagi mereka yang biasa mendaki, dingin ini masih biasa, tapi untuk sinta yang pemula ini sudah diatas biasa.
Untuk melakukan pendakian ke gunung prau, ada  beberapa jalur alternatif yang bisa dipilih. diantaranya adalah jalur via Wates, Kalilembu,  Dieng Kulon dan via Patak Banteng. Mereka memakai jalur terakhir via Patak Banteng. karena menurut Dedi, jalur ini yang paling dekat dan cepat sampai puncak. Hanya butuh sekitar 2 jam untuk sampai di puncak. Di jalur via ini memiliki 3 pos perhentian yang bisa dipakai untuk istirahat. 3 pos ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Pukul 23.00 setelah istirahat selama 2 jam rombongan dedi mulai berangkat, sebelumnya sudah ada pendaki yang berangkat. Dan setelahnya juga ada 3 rombongan lagi yang menyusul. Jalur menuju pos pertama cukup nanjak. Sinta masih semangat, dia bukan tipe perempuan yang mudah menyerah dan lemah. meski ini adalah pendakian pertama kali untuknya, dengan dingin yang tidak biasa. Dia masih nyaman dan aman.

Rombongan Dedi memutuskan untuk  tidak istirahat terlebih dahulu di pos pertama, mereka akan istirahat di pos kedua. Jalur menuju pos dua tidak semenajak yang pertama, apalagi yg ketiga. Setelah sampai dipos kedua, mereka istirahat sebentar hanya untuk minum dan duduk sambil memastikan tidak ada yang sakit. Hal ini juga dilakukan oleh beberapa pendaki yang lain. Setelah merasa cukup, rombongan melanjutkan pendakian.

Jalur menuju pos 3 adalah yang paling nanjak dari pos-pos sebelumnya, rombongan dedi saling menguatkan dan mengingatkan. Jika ada yang sakit, mereka akan mengambil istirahat. Semua anggota rombongan dedi masih aman. Tidak ada yang sakit. Hanya sinta yang sampai dipos tiga ini merintih sesekali dua kali. Meski demikian, katanya Tubuhnya masih sehat dan kuat untuk melanjutkan.

Setelah melewati berbagi tanjakan dan rintangan, serta melawan udara dingin. 10 menit lagi mereka akan segera sampai ke puncak. Tujuan utama dari semua pendaki. "PUNCAK". "sebentar lagi kita akan sampai teman-teman...  Bersiaplah! " kata dedi yang berada diatas 5 meter dari yang lain. Arjuna, Sinta, Riri, Reza, dan Satria yang dibelakang merasa sedikit lega. Secara bersama menghela nafas tanpa mereka sadari.

Ya, setelah 10 menit. Akhirnya mereka sampai dipuncak.
" aaaaaaaa, leganya... Ini indaaah banget ".
" iya ta, inilah yang dicari pendaki.. Ujung puncak dengan Keindahan alam semesta yang hakiki hehe". Jawab Riri perempuan satu-satunya saat mendaki bersama anggota yang tergabung di club bahasa & Sastra , kali ini dia ada temannya sesama perempuan'Sinta'. 3 pendakian sebelumnya dia perempuan sendiri.
"iya sih mbak, aku suka.. Aku mau lagi.. Diajakin muncak". Sahut sinta kegirangan. Meski capek, semua terbayar dengan keindahan yang tersajikan.
"wah asyik ini, srikandi nya nambah. jadi tambah semangat aku saat mendaki nanti , setinggi apapun tujuan.. aku sih pasti akan betah kalo bareng para srikandi ini (sambil menyinggung senyuman) ".
"ahh, buaya lu sat".  Celetuk reza menanggapi satria.
"hahaha ". Tawa pun pecah. Satria memang terkenal paling playboy diantara yang lain, maklum dia punya muka yang lumayan. Kata dia, tampan itu anugerah yang harus dimanfaatkan. Jadi wajar jika dia play boy. Pembelaannya saat dikatain play boy. Lelah hilang seketika, saat dibayar dengan keindahan panorama gunung prau.

Diantara mereka, Arjuna adalah yang paling dewasa,  selain dia tipe orang yang tidak banyak bicara. akan berbicara secukupnya. Dan kebanyakan yang dibicarakan adalah hal yang berbobot. Dia bukan orang receh. Tapi dia juga yang paling bisa mencairkan suasana. Sulit memang, tapi Itulah yang menjadi beberapa alasan sinta semakin mengagumi. Dewasa, wibawa, tapi juga asik.
Waktu menunjukkan pukul 02.00 wib. Tenda sudah dipasang, lengkap dengan api unggun. Sinta dan riri dibantu dedi juga sudah selesai masak mie rebus dll. Kopi hangat juga sudah siap. Semua melingkari api unggun yang tidak terlalu kecil sambil menikmati santapan makan malam sambil mendengarkan satria memainkan gitarnya.
Setelah 1 jam lebih didepan tenda, Sinta mulai mengantuk. " tidur duluan yok mbk, besok aku nggak mau kesiangan menyambut sunrise.. Hehe".
"uh..  Iya deh, yang nggak mau nglewatin moment perdananya... Yuks.. Teman-teman gimana, masih pada mau stay up? ". Tanya Riri memastikan
"iya.. Kalian tidur aja duluan, kasihan juga tu si Sinta.. Kita yang jagain kalian disini ". Jawab Arjuna dengan tegas.
"uhh..  Bahagianya aku..".
"kenape ta? ".
" dijagain para pangeran... (Sinta sambil menyunggingkan senyum)
"tenang ta, aku selalu jagain kamu kog". Sahut Satria tak mau kecolongan.
"hahh basi.." Sahut reza lagi.
Sinta dan Riri satu tenda, mereka mendirikan tiga tenda. Tenda sebelah kanan diisi satria dan reza. Sebelah kiri untuk arjuna dan dedi. Yang tengah tentu untuk para srikandi. 10 menit setelah Sinta dan Riri masuk tenda, yang lain menyusul. Mereka juga tak ingin melewati keindahan pagi besok.
Kring Kring Kring...  (Suara alarm hp sinta yang sengaja dipasang pukul 05.00 agar dia bisa bangun dan menyiapkan diri untuk menyambut sunrise) .

Sinta bangun duluan. Riri masih tidur. Sinta keluar tenda. Ternyata, didepan sudah ada Arjuna sedang membuat kopi. "selamat pagi, udah bangun..  Gimana tidurnya nyenyak?". Sapa arjuna saat menyadari salah satu temannya ada yang sudah bangun.
"pagi mas, iya..  Uhh nyenyak banget. Mas Arjuna tadi malam nggak tidur?".
" tidur lah ta..  Masak iya aku nungguin api unggun sampai pagi".
"hehe..  Ya barang kali aja mas,".
"nih.. (sambil menyodorkan kopi hangat ke Sinta) ".
" makasih.. ". Sinta pagi ini bahagia sekali, sebelum hadirnya sunrise..  Dia sudah disambut pujaan hati. Gimana kalo kelak mereka bersama dalam satu keluarga. Sambil menunggu yang lain bangun, sinta dan arjuna membicarakan banyak hal dengan kopi hangat sebagai pelengkap pagi. Termasuk membahas tentang kesukaan arjuna bersastra hingga ngambil jurusan ini dan membentuk sebuah perkumpulan pecinta sastra. Yang memang sudah cocok banget dengan jurusan yang diambil. Tapi arjuna juga bercerita bahwa anggota yang tertarik dengan perkumpulan itu bukan hanya anak bahasa & sastra saja. Ada juga yang tidak dari jurusan tersebut. Tapi memang tertarik dan punya bakat dibidang ini. Setelah berbincang cukup lama. Riri, disusul satria dan yang lain bangun.
"selamat pagi.. ". sapa Riri.
"pagi.. Kopi mbak ..  (sekarang sinta yang menyodorkan kopi)
"aman kan Ri ?". Tanya Arjuna
"kenapa emang bang?".
"kan nggak ada Miko (sambil tersenyum) ".
" yee.. Apa'an.. Kan aku biasa ditinggalin dia Juga.. (muka melas)".
Tiba tiba suara satria muncul "wah.. Lu jago banget ya bang, main dibelakang.. ".
Yang lain menoleh ke suara yang masih berada dipintu tenda. Arjuna menanggapi " apa'an sih lu sat.. nih kopi nih..  (sambil mengangkat teko berisi kopi hangat buatannya)
"nggak bang, lu tega nggak bangunin gua..  Cumak karena lu mau berduaan sama Sinta kan.. Tega benar lu bang,".
"ah elu sat..  Sat. Sini dah minum kopi dulu.. ".
"bang Sat( dibaca terpisah, memanggil nama orang) drama apa ini bang..  Bangun tidur kaga langsung cuci maka atau apa kek. Eh langsung aja bikin keributan. Apa masih dalam mimpi ini?". Sahut sinta, yang tidak nyaman dengan godaan satria.
"cieh..  Berharap gua impikan ya lu".
"apa'an ga jelas..  Ngopi dulu bang ngopi dulu nih.. ".
" hahaha" tawa pun pecah
"ribut apa'an si,  lu mulai ulah apa lagi sih sat.. ". Sahut dedi baru bangun
" tau ah.. ". Satria bergegas menuju mendekat ke arah tunggu matahari terbit.
"biasa dia mah, kayak nggak tau dia aja. Suka drama (sambil menyinggung senyum)". Sahut arjuna lagi. Canda memang adalah hal berharga saat berkumpul seperti ini. Dan itulah yang menjadikan mereka solid, adu mulut wajar, tapi semua tidak berlarut dalam pertikaian. Jika sudah selesai ya sudah. semua akan duduk, ngopi, diskusi dan bercanda bareng lagi dan tidak ada yang canggung. Kopi dan canda memang selalu menjadi candu. Kali ini reza dan arjuna yang menyiapkan sarapan. Yang lain membereskan area camping, api unggun masih hangat karena dikasih tambahan kayu bakar yang sudah dibeli saat sampai dipuncak.

Tepat jam 06.00 pagi matahari mulai menampakkan diri, para pengunjung dan pendaki sudah siap dengan alat potretnya masing-masing. Begitupun dengan rombongan dedi. Sinta mulai mengeluarkan jurusnya dalam memotret. Mereka juga tidak lupa untuk foto bersama dengan pemandangan sunrise yang menakjubkan.
"Sinar yang menyinari memang selalu mengagumkan..  Sinar apapun itu. Tuhan selalu mempunyai hal yang menakjubkan, bangunlah.. Banyak rahasia menakjubkan yang perlu dipecahkan!". Buka arjuna,
"kita kadang merasa abai terhadap hal kecil yang terjadi, dan berharap hal besar terjadi. Manusia memang kadang aneh dengan apa yang sudah Tuhan sediakan, merasa belum cukup. Inilah orang-orang yang sering disebut kufur nikmat ". Sahut sinta.
" hal Sederhana yang sebenernya tersimpan banyak makna, menjadi hal yang tidak menarik bagi mereka yang suka mengukur semua dengan harta dan tahta ." satria yang tiba-tiba bijak.
"Iya, kebahagiaan tidak terus soal uang..  Kebersamaan, pendakian, keindahan, dari hal-hal tersebut bisa memberikan kebahagiaan yang lebih dari uang". Tambah Riri.
" moment yang selalu aku tunggu, yang selalu menjadi prioritas adalah moment bersama keluarga dan sahabat. Ya, saat ini adalah moment yang berharga.  Bisa menikmati keindahan alam bersama para pemimpi". Reza tak kalah baper.
"satu barisan & satu tujuan, dengan berjuta rasa..". Dedi dengan mulai menggandeng tangan reza. Dan secara estafet mengikuti. Mereka sambil mengeraskan suaranya secara bersama mengucapkan "Menggapai Mimpi & Mencintai alam semesta".

Gemuruh tepuk tangan mulai menggetarkan puncak prau. Ada persahabatan, ada persaudaraan, dan ada cinta yang menggambarkan suasana dipuncak prau pada pagi itu. Sunrise yang menyatukan mereka. Setelah menikmati sunrise, mereka berkumpul untuk sarapan pagi. Dan melanjutkan Agenda hari ini, jadwal yang sudah diatur oleh Riri sebelum muncak, pagi ini mereka akan mendiskusikan sebuah buku yang sedang ramai dibicarakan khalayak. Buku karya Virdika Rizky Utama "Menjerat Gus Dur". Akan mereka diskusikan di puncak gunung prau. Selain tim mereka, bergabung juga para pendaki yang lain. Arjuna yang akan menjadi Pemantik pada diskusi kali ini. Semua berjalan lancar. Mereka para pendaki tak lupa mengabadikan moment dengan foto bersama. Mereka yang awalnya tidak saling kenal, menjadi kenal. Inilah yang dinamakan membentuk jaringan atas nama Kemanusiaan.

Setelah tiga hari melewati rangkaian agenda dipuncak prau, seperti rencana sebelumnya, mereka turun pada hari selasa pukul 3 sore. Dan benar-benar sampai di bawah pukul 17.30. Jarak yang seharusnya ditempuh 2 jam menjadi lewat karena dedi penunjuk jalan sempat lupa dengan jalur arah kembali. Semua pendaki menikmati setiap perjalannya.

Oleh : Pejuang_Pena29
HKI' 18

Tulisan Terkait

Post a Comment


Ikuti kami untuk menerima berita dari kami