widget

Budaya Sebagai Arsitektur Dimasa Mendatang


Menilik istilah “ Budaya “ itu sendiri merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI); pikiran dan akal budi. Dimana suatu kebudayaan dilahir kan dari pemikiran masyarakat yang lazim disebut dengan adat istiadat, atau kita juga dapat mengartikan sebuah “ hasil ” dari pemikiran.

Sedangkan “ Sosial “ bisa kita ambil sebuah pengertian sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, yang tentunya terjadi adanya dialog atau keterkaitan hubungan antar manusia dan semua aspek mengenahi manusia itu sendiri.

Dari sini akan ditarik benang merah, bahwa  “ Budaya Sosial atau Sosial Budaya “ memiliki arti: "Terlahirnya sebuah kebudayaan dari setiap golongan yang ada disebabkan andanya hubungan timbal balik antar sosial, yang muncul karena pemikiran yang melekat untuk dijadikan sebuah “ Kebiasaan “ dalam tatanan masyarakat".

Dalam usaha pembangunan ada beberapa faktor yang menjadi pemicu kuat tidaknya sebuah bangunan. Dalam konteks ini budaya dapat diibaratkan sebagai pondasinya, jika kita sebagai aset bangsa menerapkan “budaya“  tanpa menimbang ulang, apakah patut untuk dijadikan  “kebiasaan” ataukah tidak ? tentunya akan berdampak kemasa yang akan datang yang menjadi kemajuan ataukah menjadi sebuah kelemahan yang sulit untuk dihilangkan ?.

☆☆☆

BUDAYA SEBAGAI “ARSITEKTUR” PEMBANGUN DIMASA MENDATANG.

Dalam dimensi ruang dan waktu sebuah keniscayaan, bahwa perubahan menjadi latar belakang dalam kehidupan.

Menurut cobort demografi di Indosesia, didapati akan adanya beberapa istilah akan generasi; baby boomer, gen x, milenial, gen z, dan alpha. Dalam klasifikasi Badan Pusat Statistik (BPS), baby boomer merujuk pada generasi yang lahir kisaran waktu 1946-1964; gen x 1965-1980; milenial lahir rentang waktu diantara tahun 1981 kurang lebih sampai 1997; gen z 1998 hingga 2009, sedangkan gen Alpha lahir antara tahun 2010 ke atas (Roobbah, 2021:1).

Jika kita lihat kisaran waktu yang ada pada generasi gen z dan milenial, menempati bagian yang terbesar.

Kita bisa kembali mengingat pada tahun 90-an yang kebanyakan memasuki generasi milenial. Generasi milenial dan generasi z sudah jelas terlihat perbedaan “ kebiasaan “ atau “ kultur “ yang ada sangatlah kontraks, contoh kecil kita bisa melihat kebiasaan “ budaya “ milenial yang rata-rata dulunya masih kental dengan hal yang istilahnya “ manual” , contoh: di tahun 90-an, permainan yang sering dimainkan ialah permainan tradisional, menggunakan alat bermain bila diperlukan, sering kali membentuk satu tim, yang  akan mengejar salah satu anggota lawan, ada juga teman yang lain menjaga benteng, permainan ini kerap kali disebut “ obak beteng “. Ada juga permainan yang membutuhkan penyusunan pecahan genteng, lalu bola kecil berukuran satu genggam tangan itu dilemparkan kearah pecahan genteng yang telah disusun vertikal “ obak boi “.

Sedangkan di gen z yang rata-rata berada pada masa kini, tegnologi menjadi hal yang tidak asing lagi. Hampir disemua kalangan entah orang dewasa ataupun anak kecil saja sudah mengenal gadjet. Generasi yang sebelumnya baru mengenal permainan tradisional, di gen z ini anak kecil pun dibuat “ candu ” akan gadjet tersebut, kenapa tidak ? karena hal itu telah menjadi kebiasaan, yang terkadang seorang ibu rumah tangga lebih memilih memberikan “gadjet” tersebut kepada anak kecil yang tentunya ada faktor lain, entah itu kesibukan statusnya sebagai ibu rumah tangga, ataukah hal yang lainya, sehingga tidak memiliki pilihan lain untuk-tidak memberikan gadjed tersebut, toh hal itu juga memberi dampak negatif terhadap anak kecil yang semestinya mengeksplor lingkungan sekitar ia lebih cenderung dengan dunia maya.

☆☆☆

Banyak kontra versi yang masih melekat dalam sebuah kebudayaan, yang acapkali terjadi sebuah penyimpangan antara budaya yang diterapkan dengan hukum yang ada, entah itu dari suatu wilayah, golongan, dan tempat. Dan adakah cara untuk mengatasi penyimpangan yang terjadi didalam masyarakat ?.

Budaya sebagai “Arsitektur” pembangun dimasa mendatang yang artinya: Sebuah kebudayaan yang berasal dari pemikiran menjadi salah satu “hasil” yang dapat mempengaruhi atau menjadi suatu alasan dalam setiap golongan, tempat, bahkan setiap generasi yang hidup dimasanya mengalami sebuah perubahan entah itu kemajuan atau kemunduran.

Jika kita lihat dan mencoba memahami, sebuah kebudayaan dapat menjadi “Arsitektur “ pembangun masa depan dengan adanya dua pilihan; memajukan dan melemahkan. 

Berikut beberapa Faktor pendorong majunya setiap generasi sebagai aset bangsa melalui kebudayaan atau “ kebiasaan “ ;
  1. Perkembangan tegnologi yang makin melesat.
  2. Banyaknya minat untuk berliterasi pada generasi saat ini, dibuktikan dengan majunya dunia jurnalistik dalam mengembangkan berita.
  3. Perkembangan ‘ilmu pengetahuan; dan lain-lain.

Adapun sebuah kebudayaan yang dapat melemahkan sebagai berikut.
  1. Adanya pengaruh budaya dari luar tanpa adanya penimbangan ulang.
  2. Apakah hal tersebut baik, ataukah tidak untuk diterapkan.
  3. Kisis moral, termasuk orang yang lebih mengedepankan hawa nafsu.

Sekian hal yang telah disebutkan diatas itu adalah contoh kecil yang seharusnya kita renungkan dan fikirkan, adakah suatu hal “kebiasaan” yang tanpa kita sadari membuat diri kita semakin jauh dari hal yang seharusnya telah menjadi pendorong menuju kemajuan.

Dalam konteks tersebut, budaya sebagai “arsitektur” pembangun dimasa mendatang, mencoba memberikan sebuah tawaran terutama pada generasi penerus bangsa bahwasanya, dewasa ini dunia semakain berkembang dan perkembangan ini juga menghasilkan sebuah kebudayaan yang tentunya berkembang secara signifikan sesuai dengan kemajuan zaman.

Kita sebagai aset bangsa haruslah dapat bersikap bijak dalam usaha membangun kemajuan, dengan satu cara; Melakukan setiap kewajiban berdasarkan status atau profesi yang kalian jalani, semisal kalian seorang pelajar maka belajarlah sungguh-sungguh dalam menyerap ‘ilmu yang telah guru kalian coba transfer pada diri kalian diri kita semua.

Waallahu a’lam.....


Penulis : Istingadah
Editor : Tim Editor LPM IAI AL-HIKMAH 

 

 

 

Tulisan Terkait

Post a Comment


Ikuti kami untuk menerima berita dari kami