widget

"First Meeting" (Sinta & Arjuna)



Siang yang terik, tampak pedagang sayuran,  sembako, ikan dan kebutuhan pokok yang lain berlalu lelang menuju rumah masing masing untuk pulang setelah menjajakan dagangannya di pasar tradisional. Hanya beberapa pedagang kaki lima yang tampak masih stay sedang melayani pembeli, ada juga yang sedang istirahat sambil mengipasi mukanya dengan kipas dari anyaman rotan berwarna warni. 

Siang itu memang sedang panas sekali, Nampak dari mereka muka lelah menggambarkan seorang  pekerja keras yang tak pernah lelah mengais rejeki untuk anak istrinya dirumah yang harus dibahagiakan.  

Sinta bersama sepupunya yang  bernama miko tengah menikmati cendol dawet asli bandung langganannya tiap mereka melewati area pasar tradisional. Hari ini dia akan pergi ke toko buku dipersimpangan jalan kenanga, tugas kuliah untuk minggu ini banyak sekali. Dia akan diantar miko dengan motor vespa kesayangannya. 

Miko adalah sepupu sinta yang juga tengah menjalankan pendidikan di jogja, dia lebih tua dua tahun dengan sinta sehingga tidak salah jika mereka sangat akrab bahkan ada yang menganggap mereka ini pacaran, sinta paling ilfeel jika dianggap demikian, beda dengan miko yang menanggapinya dengan santai saja. Baginya, ucapan dan pendapat dari orana lain yang tidak tau, sah sah saja. 

Miko adalah teman hidupnya di jogja, dia selalu siap mengantarkan sepupunya kemana saja selagi tidak sedang ada acara. Setelah menikmati segelas cendol dawet yang legit karena taburan gula jawa asli yang dimasak secara tradisional dengan hasil yang kental sekali, sepasang sepupu itu melanjutkan perjalanannya menuju sebuah bookstore langganan  mahasiswa jogja, selain karena harga yang relatif terjangkau dan sangat bersahabat dengan kantong mahasiswa ,pelayanannya juga bagus. Selain itu, buku-buku yang dijual di bookstore ini meskipun harga murah tapi juga berkualitas dengan kertas yang tidak murahan. Hal-hal seperti nilah yang menjadikan bookstore ini  tak sepi pembeli. 

Setelah setengah  perjalanan, langit yang awalnya cerah seolah berubah menjadi gelap, dan hanyaddengan hitungan detik hujan mengguyur bumi persinggahan mereka kala itu. Miko segera menancap gas vespa dengan meninggalkan bunyi yang sangat khas ditelinga pendengar nya, dia tancap gas dengan kecepatan 80 km/jam dengan menikmati guyuran air suci langsung dari langit. Jarak yang seharusnya ditempuh dalam durasi 10 menit dipersingkat menjadi 5 menit, Sinta yang berada dijok bakang cukup takut, mulutnya tak berhenti komat kamit baca do'a sambil sesekali ngomel kesepupunya 
"oyy... Pelan-pelan bocah, ni dibelakang ada anak orang ya!! (dengan muka kesal sambil narik setelan jaket kulit yang dikenakan miko)".
Miko menanggapi dengan tawa "biasa aja bocah, baju lu mau basah kuyub? Kalo nggak mau ya kita gasss lagi(mengambil gas dengan kecepatan lebih dengan jail)".
"mikoooo....!". Teriak Sinta, 
"Hahaha". Miko tertawa dengan puasnya. 

Setelah sampai di pelataran bookstore, miko segera menuju perkiran yang bisa digunakan mereka berteduh, sinta segera turun sambil mendekap ransel yang tadinya sebelum hujan dipakai dipunggung sekarang sudah ganti posisi didepan. Setelah mengibas dan menepuk-nepuk setelan hem kotak kotak dan celana jeans nya yang tidak terlalu basah, dia segara menuju ke bookstore meninggalkan sepupunya yang masih sibuk memposisikan vespanya dengan baik dan aman. 

Meski 90% aman karena bookstore sudah memiliki  keamanan yang terjamin  tapi tetap saja dia cari tempat paling teraman dari yang aman. Dia tak ingin kehilangan motor kesayangannya yang kedua kali. 

Di teras bookstore, sinta memastikan bajunya dan tasnya tidak membawa air yang nantinya akan menetesi lantai didalam toko. Meski gesrek dia punya attitude yang baik. Setelah masuk, dia segera meletakkan tas ke tempat yang telah disediakan. Sinta langsung memusatkan pandangannya ke rak buku yang terpampang tulisan buku "Politik & Hukum". Kali ini dia akan mencari buku Hukum acara perdata karya Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo.,S.H. edisi REVISI. 

Ketika sedang memilih buku, karena saking fokusnya sambil bergeser ke kanan secara tak sengaja dia menabrak salah satu pengunjung yang sedang mengawasi gerakannya, seolah sudah tau akan ditabrak. 

Bruk, "eh, sorry sorry mas. Maap ye nggak sengaja.. (dengan kedua telapak tangan menutup seperti posisi menunjuk ke atas tanpa menatap)". 
Laki-laki tampan disebelahnya tersenyum sambil menghadap ke perempuan yang masih nunduk meminta maaf.
"iya mbak, nggak papa santai aja.. Saya sudah firasat kalo akan ditubruk hehe. Mangkanya saya juga nggak kaget" (dengan muka santai sambil menungging senyum ramah). 
"iya mas, maap sekali lagi" (sambil memposisikan tangan yang sama, kali ini  sambil mengangkat muka). Sontak setelah menghadap muka ke laki-laki tersebut, dia kaget melihat sesosok laki-laki yang berdiri tepat didepannya. 
Ternyata yang berada dihadapannya ini adalah seseorang yang biasa diceritakan miko kepadanya. Dia teman miko sekelas di kampus yang juga ditempati sinta. Miko dan laki-laki ini sudah menjadi sahabat karib sejak SMA, mereka sudah saling kenal sejak sekolah di SMA tersebut. 
"Arjuna..".
Sambil mengulurkan tangan untuk berjabat, laki-laki itu memperkenalkan diri. 
Perempuan yang tengah menubruknya ini masih bengong seolah tak percaya akan bertemu disini. "halo..". Sapanya lagi.
"emm.. Hai",aku sinta anak Hukum yang sekampus dengan kamu", (dengan gugup menjawab). 

Arjuna hanya menatap dengan mengernyitkan dahi heran, seolah perempuan ini tau tentangnya. Sinta yang menyadari hal itu segera mengklarifikasi. 
" emm..  Aku sepupunya Miko, dia banyak cerita tentang kalian. Aku Juga pernah dilihatkan foto kebersamaan kalian saat mendaki, aku suka sekali dengan alam tapi belum pernah mendaki hehe ". 
Arjuna seperti sedang mencoba mengingat sesuatu. 
"ohh.. iya aku ingat, Miko pernah cerita juga kalo punya sepupu dari jakarta yang kuliah di jogja ngambil hukum. Jadi itu kamu..? Oke oke..  Salam kenal ya, Miko dimana? Dari tadi HPnya nggak bisa dihubungi, padahal besok dia ada tugas presentasi dengan saya". (Sambutan hangat arjuna kepada sepupu sahabatnya).
"emmm dia juga berada disini kok, tadi aku diantar ama dia". (jawab sinta) 
"oh ya, bagus lah kalo begitu nanti aku samperin dia. Kamu nyari buku apa, antusias sekali tadi sampai nggak sadar nabrak orang. Hehe. Sudah ketemu bukunya? ". 
" hehe, iya nih minggu ini tugasku numpuk efek mager ngerjain tugas!". 
"wah..  Begitulah, kalo tugas nggak segera dikerjakan ".
" hehe.. (sambil tersenyum malu) alhamdulillah sudah ketemu". 
"aku juga sudah, yasudah Kalo gitu ayo kita temui si Miko pengen ku makan aja tu orang" (sambil tersenyum).
"hehe.. Yuk! ". 
Disamping rak buku filsafat, Miko yang ditinggal sinta masuk dan mencari buku, tengah duduk santai dikursi sambil membaca buku filsafat yang dikemas apik dalam sebuah novel Dunia Sophie karya Jostein Gaarder. 

Arjuna yang akhirnya mengetahui keberadaan Miko, langsung menepuk pundak sahabatnya yang imajinasinya sedang berlabuh dalam novel filsafat dunia sophie. 
"oy, kemana aja lu. Hp pakek mati segala lagi". 
Miko yang segera menyadari keberadaan sahabatnya langsung berjabatan tangan dengan gaya akrab anak milenial. 
"gue sedang nenangin pikiran bro, nyari inspirasi lah. Haha. Eh lhoh, kog lu sama dia..(sambil menepuk pundak arjuna) Janjian ya lu". 
"eh, apaan kenal aja barusan. Iya kali janjian". Jawab sinta dengan Alis kanan kiri seolah sedang bergandengan.
"iya ni, kenapa? Boleh lah janjian sama sepupu elu?". (Goda Arjuna), sinta memerah.

Setelah percakapan basa basi dan sudah membawa buku yang dicari, sinta segera ke kasir untuk membayar buku, dia berniat akan membayar buku yang dipilih arjuna juga. Tetapi niatnya kali ini disimpan dulu, karena sudah keburu disusul arjuna.
"eh pakai uang aku aja, anggap aja hadiah untuk pertemuan kita ".
" nggak usah deh mas, bisa kenal saja sudah senang hehe".
"udah..  Nggak papa". Arjuna segera memberikan uang ke kasir, 
"makasih Ya mas..  Kapan-kapan aku yang traktir makan (sambil memberi senyum kepada laki-laki sahabat sepupunya yang telah dikagumi sejak lama dalam diam)". 
"sama gue juga kaan.. " celetuk Miko dari belakang sambil jalan mulai usil.
" enggak.. ". Jawab sinta pas ke muka Miko, Arjuna hanya tersenyum.

Oleh : Pejuang_Pena29
HKI' 18

x

Tulisan Terkait

1 comment

  1. Semoga terus semakin berkembang untuk literasi Al Hikmah

    Salam literasi..!
    Salam Keabadian..!

    ReplyDelete

Post a Comment


Ikuti kami untuk menerima berita dari kami